-->

Re: Nilai Dibawa Mati atau Mati Dibawa Nilai

 |

Selamat malam dan selamat berbahagia terutama buat yang taken karena esok bisa bermalam minggu dan doakan saya dapat jodoh ya, amin. Oke cukup basa-basinya. Pada malam yang gelap ini saya akan berceramah panjang lebar balasan untuk curhat sohib saya Aditya Brahmanto (Anto) di blognya.


Menyontek

Jika anda baca sekilas pos dari beliau dia, temanya adalah menyontek.  Tema yang paling umum kita dengar. Panas telinga kita jika mendengarnya. Karena ya, hampir dari kita semua pernah berbuat demikian.

Tapi yang paling saya tidak sukai adalah ketika cara menyontek kita makin pintar, sistem keamanan juga semakin pintar. Dan semakin pintar itu termasuk juga semakin ketat, semakin kompleks. Dan kita selalu menyalahkan atas kenyamanan dan aspek ergonomis kita yang melayang akibatnya. Lah kan salah lu sendiri kalo gini. Malah pake protes mengacungkan jari tengah ke guru, ya Allah.

Walaupun begitu, saya sebagai eks-penyontek tentu mengerti mengapa mereka melakukan hal macam itu. Tentu selain godaan ada juga paksaan. Ya, memang dasarnya tidak ada manusia yang jahat. Saya mengerti tentang sistem yang hanya memperdulikan nilai. Memang dunia gitu. Ya, dunia yang mereka paksakan padamu. Bukan dunia yang sebenarnya. Dunia yang sebenarnya ada di tangan anda. Jika anda menghendaki dunia yang menginginkan nilai, silahkan buat. Tapi saya tidak mau. Mau dunia memasukkan saya ke lubang terdalam dengan penuh duri saya tidak peduli. Saya adalah manusia idealis, sang pemimpi. Lagian, bukan manusia jika tanpa ide, bukan?

Dunia yang sebenarnya ada di tangan anda. Anda adalah seorang pemain. Anda lah yang memainkan dunia ini. Bukan orang lain. Anda mempunyai kekuatan untuk menghibur teman anda yang sedih dan membuat dia bahagia. Mengapa anda memilih untuk ikut memukulinya karena sekedar ikut-ikutan?
Perbedaan manusia dengan robot atau sistem yang terprogram cuma satu: manusia mempunyai ide.
Sungguh, lebih baik nilai anda jelek dengan tidak menyontek. Percaya hidup anda lebih menyenangkan. Saya sebagai teman dari Anto selama 3 tahun tidak pernah melihat orang macam dia stress. Karena buat apa? Anda juga bakal mati, tidak tahu apakah besok, nanti, minggu depan. Serius, lebih baik anda jalani hidup anda sejujur mungkin. Karena saya dan anda pasti percaya akan dunia akhirat bukan ?(Sorry, atheists). 

Saya juga setuju dengan Anto. Karena memang menyontek sebenarnya adalah godaan termudah yang akan anda hadapi. Jika anda tidak bisa menolaknya, bagaimana anda akan menolak memotong dana, menyelundupkan dana, proyek yang menguntungkan pribadi anda yang justru benar-benar menggiurkan dan mempengaruhi kehidupan kerja anda?

Coda


Untuk terakhir, saya proklamasikan bahwa saya adalah munafik. Tetapi saya tidak peduli.  Saya akan terus berubah. Anda pun harusnya juga. Manusia adalah makhluk yang progresif dan sebuah hasil produk evolusi yang cemerlang. Jika anda diam menerima saja keadaan yang anda miliki, bagaimana anda berubah?

Ingat tidak segala cara bisa dilakukan untuk berevolusi. Dunia ini memang berupa seleksi alam, tapi hukum karma, sebagai algoritma misterius terus berlaku di dunia ini. Silahkan anda berbuat apa yang anda senangi, tapi mohon diterima dampaknya sendiri. Jangan dilimpahkan kepadaku. Ku bukan Dilan.  Hidup sudah berat kampret.

Sekali lagi mari kita bersama-sama membangun dunia yang lebih baik. Ad Maiorem Dei Gloriam!

Referensi: https://adityabrahmanto.blogspot.co.id/2018/03/nilai-dibawa-mati-atau-mati-dibawa-nilai.html

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

Klik ''Comment As'' lalu ubah menjadi "Anonymous" jika anda tidak memiliki profil ataupun menyembunyikan identitas. Dilarang keras spam website yang melanggar SARA ataupun mengandung unsur pornografi. Terima kasih atas perhatiannya.